Perusakan taman Bungkul Surabaya

Yuk, Lebih Bertanggung Jawab dengan Lingkungan!

Masih ingat perusakan fasilitas umum di Bandung saat peringatan ulang tahun Asia-Afrika ke 50 lalu? Kamu yang rajin membuka social media menggunakan internet Surabaya juga mungkin masih ingat dengan kejadian perusakan taman di Surabaya beberapa waktu lalu saat car free day.  Dua kejadian tadi seakan mengingatkan kita bahwa kesadaran masyarakat Indonesia untuk menjaga fasilitas umum dan lingkungan sekitarnya masih sangatlah rendah. Hal ini kemudian dipertegas lagi dengan kejadian yang baru-baru ini terjadi di Gunung Kidul. Sebidang taman bunga Lily berwarna oranye hancur diinjak-injak oleh pengunjung yang ingin berfoto di tempat tersebut.

Sekedar untuk menyegarkan ingatan, berikut ringkasan kejadian dari tiga kejadian tadi.

Hancurnya Taman Bunga Bungkul Surabaya 

Perusakan taman Bungkul Surabaya

Perusakan taman Bungkul Surabaya

Acara car free day yang diadakan setiap minggu memang selalu dinanti-nanti oleh warga Surabaya. Keasikan warga Surabaya yang menikmati CFD pun bertambah dengan adanya acara pembagian es krim gratis yang dilakukan oleh salah satu merk es krim terkenal. Acara pembagian 10.000 batang es krim tersebut sayangnya tidak berakhir dengan baik dan bahkan harus dihentikan secara paksa sebelum waktu CFD berakhir. Bagaimana tidak, 10.000 batang es krim yang dibagikan ternyata tidak mencukupi jumlah pengunjung CFD di Taman Bungkul. Banyaknya massa yang berdesak-desakkan untuk mendapatkan es krim gratis tersebut berakibat pada rusaknya tanaman di sekitar taman bungkul, sepanjang 1 km.

Demi mendapatkan es krim tersebut mereka pun mengambil jalan pintas dengan menyebrangi taman pembatas jalan yang berisi bunga dan tanaman. Taman bungkul yang sempat mendapatkan penghargaan internasional itu pun hancur berantakan. Walikota Surabaya,Risma, pun marah besar saat  mendengar rusaknya taman  tersebut. Bagaimana tidak, taman yang ia rawat selama 10 tahun, hancur hanya dalam waktu 15 menit saja. Ia pun berencana untuk menuntut panitia pelaksana acara. Karena memang, selain kurangnya kesadaran dari pengunjung, kurangnya pengamanan dari acara tersebut pun memiliki andil dalam rusaknya Taman Bungkul.

Peringatan 50 Tahun Konferensi Asia-Afrika, Bandung 

Perusakan fasilitas umum Bandung

Perusakan fasilitas umum Bandung

Ulang tahun Konferensi Internsional ini disambut sangat antusias oleh warga Bandung. Bahkan walikota Bandung, Ridwan Kamil, pun sampai meliburkan seluruh kegiatan kota Bandung demi menyambut acara ini. Kota Bandung yang sudah cantik pun dibuat menjadi lebih cantik dengan beragam fasilitas baru, seperti bangku taman dan aneka pot bunga yang di letakkan di pinggir jalan.

Sayangnya, kecantikan tambahan kota Bandung ini tidak bertahan lama. Dalam waktu sehari saja, pot-pot bunga ini pun habis diinjaki oleh pengunjung yang ingin melihat pawai budaya di sekitar jalan Braga, Bandung. Fasilitas lain seperti bangku taman dan hiasan kota lainnya rusak oleh tangan-tangan jail pra pengunjung. Untungnya, semua aksi ini terekam melalui media sosial yang segera ditindaklanjuti oleh Ridwan Kamil. Ia memanggil mereka yang tertangkap tengah menginjak pot bunga dan kursi taman untuk datang ke kantor walikota dan mendapatkan hukuman, yakni push up dihadapannya serta membersihkan jalanan Braga.

Setidaknya ada tiga orang yang dengan suka rela mengaku dan mendapatkan hukuman tersebut. Puluhan orang lainnya bahkan ikutan membersihkan jalan Braga bersama Ridwan Kamil, sebagai bentuk penyesalannya. Hmm, setidaknya untuk yang satu ini, para warga Bandung merasa menyesal dan mengakui tindakannya yang salah.

#SaveAmarillys

Taman Amaryllis Gunung Kidul

Perusakan Taman Amaryliss Gunung Kidul

Hashtag tersebut sempat menjadi trending di media sosial beberapa waktu lalu. Amarillys sendiri merupakan sejenis bunga lily yang tumbuh hanya setahun sekali. Sayangnya, waktu tumbuh bunga ini yang harusnya berumur 21 hari terpangkas hanya beberapa hari saja karena ulah pengunjung yang tidak bertanggung jawab.

Semua berawal ketika taman bunga amarilis seluas 2.350 meter milik Sukardi, warga Pathuk, Gunung Kidul, tengah mekar. Pemandangan taman ini yang seperti taman bunga Keukenhof di Belanda ini pun menaruk banyak pengunjung. Awalnya, pengunjung hanya berhenti di pinggir jalan untuk berfoto, namun akhirnya mereka pun masuk ke taman tersebut untuk mengambil foto. Demi mendapatkan selfie yang bagus, pengunjung pun tega menginjang-nginjak bunga yang sedang mekar tersebut. Alhasil, puluhan ribu bunga tersebut hanya bertahan selama 10 hari saja sebelum akhirnya porak poranda.

Meski begitu, Sukadi  sendiri tidak mau menyalahkan pengunjung yang tidak bertanggun jawab tersebut. Menurutnya, penataan taman tersebut memang tidak didesain untuk menerima pengunjung, mengingat tujuan awal dirinya menanam bunga amarilis adalah untuk dijual. Namun akhirnya gagal karena terlanjur rusak. Hal ini, bisa dikatakan sebagai salah satu dampak negatif internet terhadap lingkungan.

Semoga ketiga kejadian tadi cukup menjadi pelajaran bagi kita. Sebagai pengunjung tempat wisata atau pengguna fasilitas kota harusnya kita ikut menjaga kelestariannya dan bertanggung jawab.  (raw)

Tinggalkan komentar